Doktrin: menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia -- adalah ajaran (tentang asas-asas
suatu aliran politik, keagamaan, pendirian segolongan ahli ilmu pengetahuan,
keagamaan, ketatanegaraan) secara bersistem.
Jadi secara singkat doktrin adalah ajaran yang tersistem dan
dipercaya oleh penganutnya.
Sementara apa yang saya maksud sebagai hukum alam semesta disini
adalah segala sesuatu yang secara alamiah menjadi system dan bekerja tanpa
kompromi seperti hukum gravitasi, hukum tabur tuai, dan berbagai hukum lain
yang berlaku dalam tingkat social maupun daya alam.
Semenjak manusia hidup dalam planet ini, manusia telah
mempercayai keberadaan suatu sosok mahakuasa yang disebut “TUHAN” yang juga
disebul sebagai sang pencipta, sang maha esa.
Memang benar bahwa sulit untuk membuktikan keberadaan Tuhan,
tetapi lebih sulit untuk membuktikan ketiadaan Tuhan. Jadi, tujuan dari artikel
ini bukan untuk membuktikan ada atau tidaknya Tuhan, tetapi sekedar membuka
mata agar kita tidak berada dalam kehidupan doktrin yang telah menjadi agama
rutinitas.
Jangan membunuh, jangan mencuri diakui seluruh umat didunia
sebagai hukum yang bertentangan dengan kehendak “TUHAN”, juga atheis sekalipun
mengakuinya sebagai perbuatan tidak benar, mengapa?
Menjawab pertanyaan “mengapa?” dari setiap ajaran agama
adalah hal paling penting untuk mengenali sosok “Tuhan” dan kemanusiaan sejati.
Anda bisa saja saat ini mengundang orang yang paling kau benci untuk makan
bersama dengan sopan santun dan kasih sayang palsu sambil menghidangkan makanan
beracun kepada dirinya. Kebaikan yang terlihat bukanlah patokan kebaikan, motif
atau “mengapa melakukannya?” menjawab segalanya.
Jika kita kembali ke 2000 tahun silam, setiap suku bangsa
memiliki “TUHAN” dan agamanya masing-masing, hingga memasuki abad 21 ini, dunia
didominasi beberapa agama dengan sosok “TUHAN”nya yang juga berbeda-beda.
Jika hanya ada satu “TUHAN”, maka agama yang lainnya adalah
doktrin berdasarkan keluhuran tempat agama lahir.
Untuk menemukan jawabannya, si “HUKUM ALAM” akan menuntun
kita.
“HUKUM ALAM SEMESTA” tidak pernah kompromi. Untuk kebaikan dunia
ini, maka kehidupan social manusia harus dilandasi pemahaman akan hukum alam semesta sosial.
Seperti yang kita ketahui sebelumnya, hukum alam juga
berlaku dalam kehidupan social, misalnya dalam hukum Newton dikenal hukum
aksi-reaksi dalam kehidupan social pun dikenal hukum aksi reaksi J u know it!
Dalam tujuan menciptakan dunia yang damai sejahtera, ajaran
agama harus selaras dengan hukum alam. Hukum agama yang tidak selaras dengan
hukum alam adalah doktrin semata yang berpotensi merusak keselarasan.
Hukum gravitasi berlaku untuk siapapun, demikian juga dengan
hukum Tarik menarik, hukum tabur tuai.
Ketika agama memberi izin membunuh atau terorisme atau kebencian seperti
yang sudah terjadi dalam sejarah, hukum alam yang dilanggar mendatangkan resiko
negative seperti kekacauan dan ketidakdamaian, ketika manusia mempercayai
dengan mentah-mentah suatu doktrin yang dibungkusi plastic agama, wajah dunia
berubah menjadi merah.
Jika tidak ingin terjatuh dan tewas dari gedung setinggi 200
meter, sebaiknya mengunakan parasut atau jangan melompat. Dalam pencarian
kedamaian dunia, memahami hukum alam semesta akan mengarahkan kita mencapai
tujuan.
Menaati ajaran agama tanpa kepahaman akan “mengapa” akan
membuat kita tersesat suatu waktu. Dengan tersedianya banyak agama , taatilah agama yang mengajarkan ajaran yang tidak bertentangan dengan
hukum alam semesta, taatilah ajaran yang berpotensi mendatangkan damai di
dunia.
Dalam pandangan ini, pengalaman spritual berbeda dengan peperangan doktrin di dalam pikiran manusia. Kisah-kisah religi memang mengisahkan banyak kisah yang berkaitan erat dengan spritualisme, namun kita musti mengujinya kembali karena mitologi Yunani pun mengisahkan banyak kisah spritual dan telah dipercaya ribuan tahun pula.
Jadi keberadaan agama memang sangat penting, namun Tuhan itu hanya satu, dan banyak ajaran agama telah menawarkan tuhannya masing-masing, tentu hanya ada satu yang benar-benar Tuhan.
Pohon dikenal dari buahnya, jika sumber ajaran yang kita anut baik dan damai, maka penganutnya pun pasti membuahkan kebaikan dan kedamaian.
'Ilmu tanpa agama buta, agama tanpa ilmu lumpuh' Albert Einstein
