Politik memang memiliki hubungan erat dengan ekonomi, tetapi
ketika berbicara mengenai kemajuan dan kekuasaan, maka 80% adalah ekonomi.
Contoh yang paling Nampak adalah warga keturunan Tionghoa di Indonesia, walaupun
mereka tidak mendapat kesempatan untuk berpolitik di Indonesia sampai awal
tahun 2000an, tetapi nasib mereka lebih baik dibandingkan masyarakat pribumi
pada umumnya, nasib baik mereka disebabkan oleh ekonomi mereka yang baik juga.
Jika Anda mengetahui JP Morgan, Rothschild Family, dan Rockefeller
family, pasti Anda mengerti maksud Saya. Nama-nama yang saya sebutkan diatas
adalah banker-bankir, raja-raja minyak dan penguasa perputaran uang di dunia,
namun nama mereka jarang terdengar, tetapi bila disimak, pengaruh mereka justru
lebih besar, bahkan banyak politikus adalah boneka dari mereka. Untuk lebih
jelas mengenai keluarga-keluarga tesebut, Anda dapat googling sendiri.
Oke, kembali ke Papua, orang Papua, ya. Hampir 80% pemimpin
daerah dari tingkatan camat sampai gubernur di tanah Papua dipegang oleh orang
Papua, hal yang wajar. Tetapi ketika berbicara ekonomi, hmmmmm, sebaliknya.
Mulai dari kios-kios, toko-toko, pasar dan aspek ekonomi lainnya dipegang oleh
orang non-Papua yang datang merantau di tanah Papua.
"Finance is a gun. Politics is knowing when to pull the trigger." - Mario Puzo (Godfather)
“Finansial adalah senjata.Politik adalah mengetahui kapan harus menarik pelatuk. Jadi yang lebih vital adalah senjata, kemampuan politik dibutuhkan saat melawan lawan yang hebat.
Sayangnya orang Papua sangat lemah dalam hal finansial,
korupsi merajalela karena para politikus dan birokrat tidak memiliki kemampuan
finansial mandiri.
Politikus bisa menjadi boneka dari pihak pemegang modal, hal
inilah yang terjadi di Papua. Banyak pemegang modal bermain, sementara para
boneka menampakkan diri dengan kebijakan-kebijakan yang menguntungkan pihak
pemodal.
Jika Papua ingin menjadi lebih baik, maka aspek ekonomi
harus dikuasai oleh orang Papua sendiri, hal ini memang tidak disadari oleh
masyarakat pada umumnya, juga tidak disadari oleh politikus dan birokrat Papua
pada umumnya.
Apa solusinya?
Solusi yang terbaik menurut analisa kami adalah pemerintah
harus membuat program pengajaran dan memberi investasi kepada orang-orang asli
Papua. Dengan modal pengajaran dan beberapa buku yang disertai dengan modal,
pasti Papua menjadi lebih baik, setidaknya dalam 10 tahun kedepan 50% sector
ekonomi Papua dapat dikuasai sendiri oleh orang Papua.
Untuk generasi muda
Papua juga jangan hanya berpikir tantang politik, tetapi harus memiliki kiat
untuk terjun di dunia Ekonomi bisnis.