![]() |
| Illustarsi : anak-anak bermain sepak bola |
Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa Papua merupakan salah satu provinsi di Indonesia ynag
melahirkan pemain-pemain terbaik di Indonesia. Namun dibalik nama-nama besar
seperti Boas Salosa, ternyata banyak nama-nama hebat yang harus menguburi
bakatnya demi pendidikan.
Ya, sejak kecil
orang-orang tua Papua pada umumnya mengarahkan anak mereka supaya menempuh
pendidikan setinggi-tingginya karena mereka percaya bahwa hanya sekolahlah yang
dapat menjamin masa depan anak mereka. Akibatnya banyak anak-anak dengan
potensi hebat tidak mendapatkan dukungan baik dari orang tua sehingga bakat mereka
tidak berkembang maksimal. Mereka sering dilarang untuk bermain sepak bola,
bahkan untuk membeli bola dan sepatu bola pun sulit. Mereka difokuskan orang
tua mereka untuk menjadi PNS ataupun politikus.
Orang-orang tua
yang kebanyakan adalah generasi 80-an ke bawah merasa bahwa sepak bola tidak
akan memberi makan anak cucu mereka, walau faktanya itu hanyalah streotipe
mereka, sepak bola terbukti mampu mengubah kehidupan pemain dari miskin menjadi
super kaya melebihi PNS.
Zaman sudah
berubah, gaji pemain tiada bandingnya dengan gaji PNS, apalagi jika sudah
menjadi pemain internasional atau memenanggi kompetisi tertentu. Sepak bola
mampu memberi makan bukan hanya anak cucu tetapi satu kampung sekalipun.
Dengan demikian,
target yang harus ditanamkan kepada anak-anak berbakar sepak bola Papua adalah
bermain di kompetisi Eropa. Caranya mudah, biarkan mereka menghabisi banyak
waktu mereka untuk bermain dan berlatih, orang tua harus memfasilitasi
kebutuhan, makanan minuman bergizi dan motivasi supaya anak mereka bisa menjadi
pemain top internasional.
Tulisan ini
samata dibuat karena kerinduan penulis untuk kelak melihat pemain sepak bola
asal Papua bersinar di Eropa, entah Seria A, Premiere League, Bundesliga
ataupun La Liga. J
