Pikiran & Emosi Dalam Law Of Attraction

Dalam artikel terdahulu,  Mendapatkan Apa Yang Anda Harapkan! Memahami dan Melaksanakan Law Of Attraction atau Hukum Keterkaitan, banyak ditekankan tentang Pikiran dan Emosi. Apa itu Pikiran? Apa itu emosi? Dua pokok ini perlu didefinisan sejarah deskriptif supaya kita paham maksudnya dan dalam penerapan Law Of Attraction kita tidak keliru.

Seumpama kita adalah mobil, maka pikiran adalah tujuan dan emosi adalah pengendara-nya. Sama seperti mobil tanpa pengendara atau pengendara tanpa tujuan, kedua hal ini tidak dapat dipisahkan. Memang benar bahwa dalam kehidupan sehari-hari, setiap tindakan perbuatan kita selalu melibatkan emosi maupun pemikiran, terkadang kita hanya melibatkan emosi, terkadang kita hanya libatkan pikiran saja.

APA ITU PIKIRAN?

Pikiran adalah segala aktivitas otak, mulai dari proses manipulasi otak terhadap informasi, seperti saat membentuk konsep, terlibat pemecahan masalah, dan imajinasi, lebih luas lagi pikiran adalah gagasan dan proses mental atau konsep berpikiran manusia. 

Dikutip dari dosenpsikologi.com, dalam proses berpikir, tentunya setiap individu memakai beberapa simbol atau pengambaran. Konsep adalah konstruksi simbolik yang memberi gambaran ciri atau beberapa ciri secara umum mengenai sebuah objek atau kejadian. Sebagai contoh adalah pengertian dari handphone dimana dalam pikiran akan memberi gambaran berupa alat komunikasi yang bisa dibawa kemana saja.

Dengan proses tersebut, nantinya setiap individu bisa menglarifikasi manakah yang dinamakan handphone dan mana yang bukan.

APA ITU EMOSI?
Dikutip dari ruangguruku.com

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.

Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.

Emosi berkaitan dengan perubahan fisiologis dan berbagai pikiran. Jadi, emosi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia, karena emosi dapat merupakan motivator perilaku dalam arti meningkatkan, tapi juga dapat mengganggu perilaku intensional manusia. (Prawitasari,1995)

Beberapa tokoh mengemukakan tentang macam-macam emosi, antara lain Descrates. Menurut Descrates, emosi terbagi atas : Desire (hasrat), hate (benci), Sorrow (sedih/duka), Wonder (heran), Love (cinta) dan Joy (kegembiraan). Sedangkan JB Watson mengemukakan tiga macam emosi, yaitu : fear (ketakutan), Rage(kemarahan), Love (cinta).

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa semua emosi menurut Goleman pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Jadi berbagai macam emosi itu mendorong individu untuk memberikan respon atau bertingkah laku terhadap stimulus yang ada.

Dalam the Nicomachea Ethics pembahasan Aristoteles secara filsafat tentang kebajikan, karakter dan hidup yang benar, tantangannya adalah menguasai kehidupan emosional kita dengan kecerdasan. Nafsu, apabila dilatih dengan baik akan memiliki kebijaksanaan; nafsu membimbing pemikiran, nilai, dan kelangsungan hidup kita. T

Tetapi, nafsu dapat dengan mudah menjadi tak terkendalikan, dan hal itu seringkali terjadi. Menurut Aristoteles, masalahnya bukanlah mengenai emosionalitas, melainkan mengenai keselarasan antara emosi dan cara mengekspresikan (Goleman, 2002 : xvi).

Menurut Mayer (Goleman, 2002 : 65) orang cenderung menganut gaya-gaya khas dalam menangani dan mengatasi emosi mereka, yaitu : sadar diri, tenggelam dalam permasalahan, dan pasrah. Dengan melihat keadaan itu maka penting bagi setiap individu memiliki kecerdasan emosional agar menjadikan hidup lebih bermakna dan tidak menjadikan hidup yang di jalani menjadi sia-sia.

PERKAWINAN PIKIRAN & EMOSI DALAM LAW OF ATTRACTION

Sebagain besar pikiran kita berjalanan bersamaan dengan emosi, kadangkala emosi kita netral saat kita memikirkan atau memandang sesuatu. Wikihow.com menambahkan Emosi memainkan peran yang penting dalam hidup kita. Emosi adalah indera pikiran kita, dan kekuatan sekuat indera fisik kita. Emosi Anda memberi tahu Anda apa yang Anda sukai dan tidak sukai, apa yang Anda inginkan dan tidak inginkan, dan oleh sebab itu mereka menyampaikan pesan-pesan yang begitu penting, Anda perlu menyadari dan mengakui perasaan Anda. Namun, ketika Anda dikontrol emosi Anda, mereka dapat dengan serius mempengaruhi kemampuan Anda bertindak dan berpikir dengan jelas dalam situasi yang penting. Ketika Anda harus memberikan kemampuan yang terbaik, Anda memerlukan berbagai cara untuk mencegah emosi mengontrol Anda.

Kita sering mendengar kalimat "pikiran adalah doa!". Dalam hukum Ketertarikan atau Law of Attraction ini, tidak semua pikiran adalah doa. Pikiran yang dikategorikan doa adalah pikiran yang terikat dengan emosi, perkawinan pikiran dan emosi akan menjadi doa. Misalnya saja, setelah bangun pagi, Anda menjadi marah atau kecewa di pagi hari karena sebuah kejadian. Kemarahan Anda lahir dari pikiran dan emosi anda yang menjadi satu. Coba perhatikan apa saja yang terjadi sepanjang hari itu setelah doa yang negatif anda naikkan di pagi hari. Jadi itulah sebabnya para motivator sering memotivasi untuk bangun pagi dengan energi positif seperti kebahagiaan, kebahagiaan sendiri lahir dari pikiran positif dan perasaan cinta.

Contoh lainnya adalah kekuatiran, kekuatiran lahir dari pikiran manusia yang merasa terancam masa depannya sehingga ketakutan dengan takaran tertentu menguasai pikiran. Kekuatiran ini akan menjadi doa negatif yang justru menjadi awan hitam dalam kehidupan yang semestinya cerah. 

Saya coba membuatnya menjadi rumus matematika seperti berikut :

Pikiran + Emosi = Doa

Emosi adalah sopir, apapun yang kita pikirkan, jika emosi-nya adalah emosi negatif maka hasilnya mengarah ke negatif. Sulit untuk ber-Pikiran positif saat emosi kita negatif sehingga kita harus berusaha untuk menjaga emosi kita tetap positif dengan memberikannya makanan pikiran-pikiran (positif) yang bisa membentenginya.

Sehingga kesimpulan akhir adalah pikirkanlah hal-hal positif dengan emosi yang positif juga. Jika emosi negatif datang, ingatlah untuk mengucap syukur, karena mengucap syukur adalah sebuah senjata sakti untuk membantu pikiran dan emosi positif bertahan.



Post a Comment

Previous Post Next Post