Jika warna kulit Tuhan Yesus bukanlah persoalan dan jika yang terpenting adalah iman, coba semua orang Kristen Papua Kita lepas semua lukisan Yesus kulit putih dan tempel di dinding Yesus berkulit hitam.
Ganjilkah trada???
Orang bule sendiri mereka lebih memilih lukisan Yesus ketimpang foto foto Yesus dari film. Ya tentu saja karena lukisan lebih memiliki nilai seni ketimpang foto foto aktor yang notabe-nya manusia.
Tidak seperti orang Papua yang disetiap lagu lagu Rohani atau sekedar edit fotonya disisipkan foto foto aktor pemeran Yesus. Hal ini secara langsung berpengaruh terhadap cara kita menilai orang bule.
Kembali lagi menurut saya ini bukan hanya masalah iman, kita tahu tentu ini punya dampak terhadap pikiran bawah sadar kita. Sama seperti dimana mana orang Papua diakui jago main bola kaki walau sebenarnya tidak bahkan belum terbukti, tetapi itu karena pandangan pertama mereka melihat orang Papua adalah di TV ketika Boas Salosa dkk bermain bola.
Jadi ketika Yesus sebagai pelopor kasih berkulit putih, maka kejahatan kulit putih diputihkan oleh wajah Yesus. Walau orang Belanda pernah menjajah Indonesia tetapi orang Indonesia biasa masih memiliki kesan positif ketika bertemu orang Belanda.
Jadi, sudah saatnya di Papua, kita buat lukisan Tuhan Yesus menyerupai kita, supaya kita bisa melihat Yesus di dalam saudara kita. Supaya kejahatan saudara kita diputihkan oleh wajah kasih berkulit seperti kita.
Sama seperti Boas Salosa menciptakan kesan bahwa semua orang Papua jago bermain bola, maka wajah Yesus berkulit hitam juga akan menciptkan kesan bahwa orang Papua penuh kasih dan positif sehingga lama kelamaan pandangan negatif terhadap saudara kita sesama orang Papua akan ditebus dan dibersihkan oleh wajah Yesus yang menyerupai kita juga.